Assalamu’alaikum Diri Sendiri.
Dalam buku ini, penulis yang mana seorang introvert mengajak pembaca untuk mengenal bagaimana seorang introvert yang sebenarnya. Dengan dimulai menyapa pada dirinya sendiri. Sebagai alasan bahwa seorang introvert juga perlu mendapatkan cinta dirinya sendiri, perhatian kepada dirinya sendiri sebelum akhirnya menaruh perhatian dan keperdulian kepada orang lain.
Sebenarnya pula isi dalam buku ini adalah sebuah ilustrasi bagaimana perasaan-perasaan yang pernah dialami dan bahkan masih dialami oleh seorang introvert. Beberapa di antaranya adalah sebuah diari seorang introvert yang seringnya di pendam tanpa berani bicara pada siapa-pun.
Rupanya seorang introvert memerlukan support system yang baik, sehingga bisa menumbuhkan kepercayaan dirinya. Karena, tidak aneh lagi jika seorang introvert begitu kurang percaya diri, dan beberapa diantanya adalah seorang yang pemalu.
Dalam hidupnya, banyak hal yang harus dilalui selain harus menghadapi terpaan ujian. Namun terkadang karena perasaan yang berlebihan, dan pikiran yang berlebihan membuat banyak hal-hal negatif juga terkadang bermunculan pada orang Introvert. Sehingga seringnya seorang introvert juga melupakan dirinya sendiri dan teralihkan dengan memikirkan orang lain.
Kemudian suatu waktu, rasa lelah menjadi seorang introvert juga pernah dirasakan hingga seringnya mengeluhkan kenapa aku begini dan begitu. Hingga hati dan pikirannya berperang memunculkan amarah-amarah dalam dirinya. Sampai di suatu titik, seorang Introvert kembali mengambil hikmahnya, bahwa segala sesuatu tidak mungkin terjadi sia-sia. Kalau dengan mengingat Allah segala kecemasan akan hilang dengan sendirinya. Dengan kembali kepada Allah, barangkali bisa menguatkan kembali pondasi diri yang lemah, agar lebih tawakkal kepada Allah. Sesungguhnya hanya kepada Allah-lah hati menjadi tenang.