JEJAK KAKI NEGERI IMPIAN MALAYSIA
---------------------------------------------------
Kadang orang merasa bahwa bekerja di luar negeri lebih baik, seperti kata pepatah ‘hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri.’ Hal itu menjadi impian dua orang sahabat yang ingin meraih impiannya. Sungkir dan Miing yang bersahabat karib, ingin sekali meraih emas di negeri orang. Yang ada dalam fikiran mereka bekerja di negeri Arab atau negeri jiran Malaysia.
Pucuk dicinta ulam tiba, mereka mendapat kesempatan untuk pergi ke negeri impian ke Malaysia. Hanya tak terduga perjalanan mereka ke sana tanpa memiliki dana yang cukup. Bagaimana caranya? Memang sangat mustahil, tapi hal itu terjadi. Mereka berhasil berada di Malaysia. Namun ketika tiba di sana hal yang diimpikannya ternyata jauh berbeda.
Mereka terjebak di dalam hutan pertanian yang seyogyanya tak pandai bertani, lalu karena ketidakpandaiannya itu mereka dilempar ke hutan kelapa sawit. Di sana mereka berontak, bayangan ingin membantu adik-adiknya di kampung telah sirna. Mereka hampir putus asa dalam genggaman taokeh yang kejam. Walau akhirnya mereka dapat keluar dari lingkaran hutan sawit. Namun nasib berkata lain, mereka harus masuk penjara Malaysia akibat IC Malaysia yang dipegangnya itu palsu. Dengan kata lain mereka pendatang haram.
Sebulan kemudian mereka dideportasi oleh pemerintah Malaysia ke perbatasan Indonesia. Mereka terkulai di kepulauan Riau, dan harus rela kerja berat jika ingin terus selamat dan hidup. Nasib dan suratan memang selalu berbeda. Walaupun dalam pekerjaan yang berat di pedalaman hutan Bakau, Sungkir berkenalan dengan seorang gadis, yang kemudian terjadi jalinan cinta yang muskil. Sungkir perkerja kasar di pedalaman hutan bakau, Asih seorang pelajar yang di SMA.
Dengan adanya hubungan cinta itu, Sungkir bekerja dengan semangat di hutan bakau. Sedangkan Miing merasa patah semangat dan tak bergairah untuk bekerja, akibatnya ia mengalami kecelakaan di tempat bekerja. Lukanya sangat serius maka ia harus dirawat lama di rumah sakit. Sungkir dan Miing pun terpisahkan. Meskipun jauh terpisah mereka selalu mencari kabar masing-masing. Miing yang malang, dan Sungkir yang bahagia karena mendapat cinta.
Disela-sela kebahagiaan Sungkir dengan kekasihnya, Asih, ternyata ada penghalang dari seseorang yang juga mencintai Asih. Orang itu memfitnahnya dan berhasil menjauhkan Asih dari Sungkir. Disinilah cobaan berat telah menimpa Sungkir, ia tak tahu kemana Asih disembunyikan orang tuanya, karena fitnah tadi. Sungkir mencoba tegar dan berusaha mencari tahu keberadaan Asih yang dicintainya. Disamping itu pula ia harus mencari cara untuk menyelamatkan sahabatnya yang didera hutang besar akibat dirawat di rumah sakit demikian lama.
Problema yang menimpa Sungkir dirasakannya berat. Kini ia baru paham tentang pepatah yang ia ketahui, yang sebenarnya berbunyi, ‘Lebih baik hujan batu di negeri sendiri, daripada hujan emas di negeri orang.’ Dari sini Sungkir mulai berusaha menguak tabir keberadaan Asih dan juga kebebasan Miing dari jerat hutangnya. Berhasilkan Sungkir dengan usahanya? Yuk kita ikuti saja, Jejak Negeri Impian (Malaysia) sampai selesai.