Memasuki dekade ketiga abad ke-21, dunia bisnis tidak lagi sekadar 'menggunakan' teknologi; dunia bisnis kini 'dijalankan' oleh teknologi. Era digital, yang ditandai dengan ledakan data, kecerdasan buatan (AI), dan konektivitas tanpa batas, telah menjadi tsunami disrupsi yang merombak total cara perusahaan beroperasi dan bersaing. Di pusat badai transformasi ini, terdapat elemen krusial yang menentukan sukses atau gagalnya adaptasi: Sumber Daya Manusia (SDM). Meskipun teknologi adalah motor penggerak, manusialah yang memegang kemudi.
Konsekuensinya, Manajemen SDM (MSDM) yang secara tradisional berfokus pada administrasi, kepatuhan, dan penggajian, kini dipaksa berevolusi. Fungsi HR yang reaktif dan administratif tidak lagi memadai. Transformasi digital telah menyebabkan pergeseran kebutuhan keterampilan (skill shift) besar-besaran , mengikis pekerjaan administratif "kelas menengah" melalui otomatisasi , dan membunuh konsep "satu karir seumur hidup," yang kini digantikan oleh tuntutan pembelajaran seumur hidup (lifelong learning).
Buku ini meletakkan fondasi bagi pergeseran paradigma dari HR tradisional menuju HR Digital. Fungsi HR harus bertransformasi menjadi mitra strategis yang proaktif dan analitis. Fokusnya bergeser dari mengandalkan intuisi menjadi mengandalkan HR Analytics (data) , dan dari fokus pada proses menjadi obsesi pada Employee Experience (EX). Perencanaan SDM strategis di era digital kini berarti memprediksi keterampilan masa depan dan membangun lingkungan di mana talenta mau bertumbuh di tengah gempuran otomatisasi.
