Dalam dunia bisnis yang bergerak lebih cepat dari sebelumnya, konsep "modal" tidak lagi hanya terbatas pada aset finansial atau mesin produksi; sorotan utama kini tertuju pada sumber daya manusia (SDM). Namun, memiliki SDM saja tidak cukup. Buku ini menegaskan inti dari Perencanaan Sumber Daya Manusia (PSDM): sebuah proses strategis untuk memastikan organisasi memiliki SDM yang tepat, dengan keterampilan yang tepat, di tempat yang tepat, dan pada waktu yang tepat. Ini bukanlah proses rekrutmen tahunan yang kaku atau sekadar pengisian formulir evaluasi, melainkan sebuah disiplin strategis yang berkelanjutan untuk menjamin ketersediaan talenta yang dibutuhkan organisasi untuk mencapai tujuannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Banyak organisasi, sayangnya, masih beroperasi dalam mode reaktif terkait kebutuhan talenta mereka—mereka baru "mencari juru masak ketika dapur sudah terbakar." Perencanaan SDM hadir untuk mengubah paradigma ini secara fundamental menjadi proaktif. Jika strategi reaktif hanya merespons krisis yang sudah terjadi, strategi proaktif (PSDM) mengantisipasi kebutuhan talenta di masa depan berdasarkan strategi bisnis, sehingga organisasi dapat mengambil langkah-langkah pengembangan atau akuisisi talenta sebelum krisis itu terjadi.
Buku ini menggunakan analogi yang kuat: PSDM adalah "navigator" bagi kapal pesiar organisasi. Kapal itu mungkin mewah (memiliki modal dan teknologi), tetapi tanpa navigator, ia berlayar tanpa arah atau risiko menabrak badai. Navigator PSDM inilah yang memindai cakrawala, menganalisis tujuan akhir (visi bisnis), memetakan kondisi internal (keterampilan kru saat ini), dan mengidentifikasi rintangan (kesenjangan talenta atau tren pasar). Dengan demikian, PSDM memastikan kapal organisasi tidak hanya berlayar, tetapi sampai di tujuannya secara efisien, efektif, dan selamat.
