Pendidikan Karakter Melalui Penegakan Pilar Keberagamaan Islam
Tim Penulis :
1. Dr. Vivi Desfita, S.Pd., M.Si.
2. Prof. Dr. Saiful Akhyar Lubis, M.A.
3. Abdul Aziz Rusman, Lc., M.Si., Ph.D.
4. Prof. Dr. Rusydi Ananda, M.Pd.
ISBN : Sedang Proses
Tebal : viii + 367 hal
Tinggi : 15,5 x 23 cm
Genre : Buku Referensi
SINOPSIS
Dunia pendidikan modern menghadapi tantangan besar dengan maraknya kemerosotan akhlak dan karakter, terlihat dari berbagai kasus kekerasan dan tindakan amoral, bahkan di lingkungan pesantren. Di tengah kompleksitas ini, buku "Pendidikan Karakter Melalui Penegakan Pilar Keberagamaan Islam: Teori dan Praktik" muncul sebagai respons krusial, menawarkan solusi preventif melalui penguatan nilai-nilai keislaman. Buku ini secara spesifik menelusuri bagaimana pondok pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam, berperan dalam membentuk individu berkarakter mulia dengan berpegang pada pilar-pilar keberagamaan Islam: Iman, Islam, dan Ihsan. Ketiga pilar ini, yang mencakup aspek keyakinan, ibadah, dan moralitas, menjadi fondasi utama dalam membangun integritas dan tanggung jawab santri, bukan hanya secara intelektual, melainkan juga spiritual dan sosial.
Narasi buku ini menguraikan bahwa Iman membentuk landasan spiritual santri, menumbuhkan kejujuran, amanah, dan tanggung jawab melalui pengajaran akidah yang kokoh. Sementara itu, Islam dengan praktik ibadahnya seperti shalat, puasa, dan zakat, melatih kedisiplinan dan kepatuhan terhadap aturan agama dan sosial. Puncak dari pembentukan karakter adalah Ihsan, yang mendorong santri untuk berbuat baik dengan sepenuh hati, mengembangkan empati, kepedulian sosial, dan welas asih. Di pesantren, nilai-nilai ini diinternalisasikan melalui rutinitas harian seperti shalat berjamaah, tadarus Al-Qur'an, dan kajian kitab, membentuk kebiasaan positif yang menjadi bagian tak terpisahkan dari karakter santri.
Meskipun demikian, perjalanan pendidikan karakter ini tidak luput dari tantangan. Buku ini menyoroti pengaruh lingkungan eksternal seperti media dan teknologi, perbedaan latar belakang santri, dan keterbatasan sumber daya sebagai hambatan. Namun, narasi ini juga menegaskan upaya proaktif pesantren, termasuk peningkatan kurikulum, pembinaan melalui keteladanan, komunikasi intensif dengan wali santri, dan program pengembangan bagi pendidik. Pada akhirnya, buku ini membayangkan bahwa dengan mengatasi tantangan-tantangan ini, pendidikan karakter berbasis pilar keberagamaan Islam di pesantren dapat melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia, siap berkontribusi positif, dan menciptakan masyarakat yang lebih baik dan harmonis.
