KURIKULUM HYBRID ; Revolusi Pendidikan Pesantren di Era Merdeka Belajar
Buku "Kurikulum Hybrid: Revolusi Pendidikan Pesantren di Era Merdeka Belajar" membahas tentang implementasi kurikulum hybrid di pesantren sebagai respons terhadap tuntutan pendidikan di era Merdeka Belajar. Buku ini menguraikan bagaimana pesantren dapat mengintegrasikan nilai-nilai tradisional dengan pendekatan pembelajaran modern berbasis teknologi. Tujuan utamanya adalah mencetak lulusan yang seimbang dalam iman dan takwa (IMTAQ) serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sekaligus memiliki karakter mandiri, kreatif, dan berdaya saing global.
Buku ini membedah dua komponen inti, yaitu "DNA Tradisi" dan "DNA Modernitas" pesantren. DNA Tradisi mencakup pengkajian kitab kuning sebagai fondasi keilmuan, pendidikan karakter 24 jam di asrama, dan metode klasik seperti sorogan, bandongan, dan halaqah. Sementara itu, DNA Modernitas meliputi adopsi standar kompetensi nasional, pengembangan keterampilan abad ke-21 (berpikir kritis, kreatif, komunikatif, kolaboratif), literasi digital dan sains, serta kewirausahaan santri. Integrasi kedua DNA ini diharapkan dapat melahirkan "Santri Merdeka", yang mampu menggabungkan kedalaman ilmu agama dengan relevansi global.
Meskipun menawarkan visi ideal, buku ini juga mengidentifikasi berbagai tantangan dalam adopsi kurikulum hybrid, seperti kesenjangan digital antar pesantren, resistensi kultural terhadap perubahan, isu keamanan siber, dan kebutuhan investasi pembiayaan yang signifikan. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan peran strategis dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dengan regulasi yang fleksibel, orang tua sebagai mitra aktif, serta sinergi dengan dunia industri, perguruan tinggi, dan jaringan alumni sebagai akselerator inovasi.
