Penulis: Aldin Aldama
Tebal: x + 207 hal
Ukuran: 15,5 x 23 cm
Jilid: Soft Cover
ISBN : Sedang diproses
SINOPSIS
Buku ini mengupas tuntas dinamika interaksi sosial dan profesional melalui lensa teori dramaturgi Erving Goffman, yang memandang kehidupan sehari-hari sebagai sebuah panggung pertunjukan. Penulis menjabarkan konsep manajemen kesan (impression management) sebagai strategi sadar untuk mengelola persepsi publik melalui pengaturan "panggung depan" dan "panggung belakang". Melalui analisis mendalam mengenai komunikasi verbal dan nonverbal—termasuk kinesika, penampilan fisik, dan gaya bertingkah laku—buku ini memberikan panduan teoretis bagi individu untuk membangun citra diri yang meyakinkan, sekaligus menjelaskan bagaimana organisasi menggunakan prinsip serupa dalam praktik Public Relations untuk menciptakan reputasi yang positif.
Memasuki konteks kontemporer, penulis mengintegrasikan teori tersebut dengan konsep Personal Branding dan Storytelling di era digital. Buku ini menyoroti bagaimana narasi digunakan sebagai alat strategis untuk membangun koneksi emosional dan membedakan diri di pasar yang kompetitif. Penulis juga membahas transformasi radikal panggung interaksi dari ruang fisik ke media sosial, di mana jejak digital menjadi permanen dan batasan privasi semakin kabur. Tantangan manajemen reputasi online (ORM) serta dialektika antara menampilkan citra ideal (idealization) dan tuntutan akan autentisitas menjadi fokus penting dalam memahami bagaimana identitas dikonstruksi di ruang virtual.
Selain aspek teknis dan strategis, buku ini juga menyelami dimensi psikologis, sosial, dan etis dalam berkarier. Pembahasan mencakup analisis motivasi kerja berdasarkan hierarki Maslow, serta tantangan kompleks mengenai peran ganda (multiple roles) dan stereotip gender yang sering dihadapi perempuan dalam lingkungan profesional. Sebagai penutup, penulis menekankan pentingnya etika dan integritas, menegaskan bahwa profesionalisme sejati adalah sintesis antara kualifikasi substantif (isi) dan kompetensi dramaturgis (kemasan), di mana pengelolaan kesan tidak boleh jatuh pada manipulasi yang menipu.
